Mempermudah Dokter dan Perawat dalm memonitor kesehatan pasien, monitor
detak jantung pasien lewat monitor komputer, aliran darah, memeriksa
organ dalam pasien dengan sinar X. Sebagai contoh saat perawatan
Almarhum Mantan Presiden Soeharto di Rumah Sakit Pertamina Jakarta,
tahun 2008. Dengan teknologi modern bisa memonitor, bahkan menggantikan
fungsi organ dalam seperti: jantung, paru – paru dan ginjal. Itu
merupakan teknologi kesehatan yang digabungkan dengan teknologi
Informasi dan Komputer.
Bidang Jasa Pengiriman Barang
Kantor Pos bisa mengirimkan dokumen pengiriman barang lebih cepat dan
akurat. Dengan adanya komputer dan internet orang tidak lagi menunggu
berhari – hari menerima surat, cukup lewat email lebih cepat dalam
sedemikian cepatnya.
Bidang Industri Otomotif
Mobil
– mobil di buat dari kerangka body, mesin, peralatan elektronik di
pabrik dengan bantuan robot yang dikendalikan oleh komputer dengan lebih
akurat. Dengan bantuan komputer, pabrik – pabrik otomotif bisa
memproduksi mobil dalam jumlah ratusan perbulan, yang tidak mungkin
dikerjakan secara manual dengan tenaga manusia.
Bidang Jasa Konstruksi
Dengan
komputer para Insinyur dan Arsitek mendesain gambar konstruksi dengan
pemodelan dan perhitungan yang akurat, cepat dan tepat. Gambar
konstruksi di desain menggunakan program CAD, sedangkan untuk
perhitungan analisi dan penganalisa kekuatan menggunakan program SAP2000
atau STAD III yang dioperasikan dengan bantuan komputer.
Bidang Jasa Percetakan
Percetakan
koran, majalah, buku – buku, semua dikerjakan dengan mesin yang di
operasikan oleh komputer sehingga dalam waktu singkat bisa mencetak buku
atau majalah atau koran dalam jumlah ratusan bahkan jutaan exemplar,
bisa menghemat waktu dan biaya, seandainya dikerjakan dengan manual oleh
manusia, butuh berapa ribu orang untuk mengetik di kertas koran dan
perlu berapa lama untuk menyelesaikan, keburu berita menjadi basi dan
tidak up-to date lagi.
Bidang Industri Perfilman
Semua
efek – efek di dunia akting, animasi dan penyotingan adegan film semua
di rekam dengan perangkat elektronik yang dihubungkan dengan komputer.
Animasinya juga di kembangkan mempergunakan animasi yang dibuat dengan
aplikasi komputer. Sebagai contoh film – film Hollywood berjudul TITANIC
itu sebenarnya tambahan animasi untuk menggambarkan kapal raksasa yang
pecah dan tenggelam, sehingga tampak menjadi seolah – olah mirip dengan
kejadian nyata.
Bidang Industri Rekaman
Bahwa
untuk menghasilkan suara yang bagus perlu pengaturan perekam dan
modifikasi suara dengan media computer, serta mencetak lagu – lagunyapun
dibantu dengan sistem komputer. Untuk mencetak album kedalam VCD atau
DVD perlu bantuan program komputer untuk memproses pemburningan atau
pembakaran CD sehingga bisa merekam suara dengan kualitas sangat tinggi.
Bidang Pertahanan dan Keamanan
Negara
maju seperti Amerika telah dilengkapi dengan peralatan satelit yang
dikendalikan dari Bumi, untuk memantau serta memetakan keadaan
dipermukaan Bumi, pada Perang dunia II dan yang terakhir dengan Irak,
Amerika menggunakan Jaringan Inteligen yang dilengkapi dengan Teknologi
Komputer dan Informasi modern sehingga bisa mengalahkan lawan –
lawannya.
Bidang Olahraga
Pertandingan
sepak bola piala dunia di tayangkan oleh satelite yang di hubungkan
dengan pesawat penerima di bumi kemudian dipancarkan ke seluruh satelit
pemancar TV di belahan bumi, sehingga acara olahraga sedunia itu bisa
dinikmati oleh semua orang.
Bidang Pabrik Sepatu
Proses
pembuatan sol sepatu dalam berbagai ukuran dan detail bentuknya
dikerjakan dengan cara dan sistem komputer. Pertama – tama model
dikerjakan dengan program CADCAM untuk mendesain sol sepatu dari
berbagai ukuran kemudian di cetak dan di jadikan mal cetakan untuk
proses selanjutnya dengan penambahan bahan dari kulit dan kemudian
dijahit dan diberi stiker atau logo yang dikerjakan dengan komputer.
Bidang Militer
Kemajuan
pesat teknologi informasi secara khusus diimplementasikan dalam konsep
yang disebut Perang Informasi (Information Warfare), yang menjadi
landasan penting bagi pengembangan doktrin militer di masa yang akan
datang. Dengan demikian teknologi informasi akan sangat berpengaruh
terhadap bidang militer, dan dapat dilihat dari banyak sisi.
Teknologi
Informasi dapat membantu menyediakan informasi potensial lebih cepat
dan banyak melalui rantai komando dan pengendalian untuk mempercepat
pengambilan keputusan. Teknologi Informasi memungkinkan pasukan mendapat
informasi pada waktu dan tempat yang tepat, sehingga akan mengurangi
apa yang oleh Clausewitz disebut "kabut perang", dan juga membuat
pasukan menjadi lebih fleksibel.
Komputer
juga dicipta untuk tujuan perperangan dalam sistem senjata, pengendalian
dan komunikasi. Kapal perang dan kapal terbang yang modern dipasang
dengan peralatan komputer yang canggih untuk membantu dalam melakukan
navigasi atau serangan yang lebih tepat. Komputer juga digunakan untuk
latihan simulasi perperangan bagi calon prajurit untuk mengurangkan
biaya.
Implementasi
dari teknologi informasi secara umum adalah berupa konsep Revolution in
Military Affairs (RMA). RMA membahas konsep lingkup perang di masa yang
akan datang, yaitu precision strike, dominating maneuver, space
warfare, dan information warfare. Sesuai asas manajemen, teknologi
informasi membuat organisasi militer dapat sedikit melonggarkan
pengendalian. Teknologi Informasi memungkinkan kekuasaan pengambilan
keputusan diserahkan pada tingkat serendah mungkin.
Dalam
pengertian integrasi sistem, Teknologi Informasi membuat kompleksitas
pada organisasi militer lebih berat dari pada sebelumnya. Kompleksitas
ini dapat diatasi dengan menggunakan peranti lunak yang dirancang untuk
keperluan tersebut terutama perkembangan pesat pada peranti lunak data
base.
Bidang Perbankan
Dalam
dunia perbankan Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah diterapkannya
transaksi perbankan lewat internet atau dikenal dengan Internet
Banking. Beberapa transaksi yang dapat dilakukan melalui Internet
Banking antara lain transfer uang, pengecekan saldo, pemindah bukuan,
pembayaran tagihan, dan informasi rekening. Di kota-kota besar, kita
dapat memastikan kebanyakan orang telah mempunyai rekening di bank.
Rekening yang bisa berupa tabungan, rekening koran, giro, ataupun
deposito. Tapi melakukan transaksi di kantor bank terkadang memakan
waktu cukup lama terutama harus antri menunggu giliran. Tidak jarang
karena kesal dan tidak sabar menunggu dilayani sehingga memanfaatkan
cara lain yaitu seperti menggunakan ATM (anjungan tunai mandiri) bank
yang tersebar di beberapa tempat. Namun terkadang seseorang bisa
bertambah kesal karena di depan ATM ternyata terdapat barisan orang yang
mengantri pula.
Memanfaatkan
internet sebagai salah satu jalur transaksi perbankan yang lebih mudah
diakses dimanapun seperti di rumah atau kantor dan juga kapanpun selama
24 jam satu minggu penuh. Internet banking yang juga dikenal dengan
istilah online banking ini menurut situs wikipedia adalah melakukan
transaksi, pembayaran, dan transaksi lainnya melalui internet dengan
website milik bank yang dilengkapi sistem keamanan.
Bagi
sebagian orang, internet banking sangat membantu karena bisa melakukan
transaksi perbankan di luar jam kerja bank yang sering pendek. Hanya
membutuhkan koneksi internet dan web browser seperti Internet Explorer.
Sama sekali tidak memerlukan perangkat lunak atau perangkat keras secara
khusus. Jumlah konsumen perbankan yang memilih internet banking sebagai
cara yang paling disukai untuk menangani keuangannya dewasa ini
berkembang dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan mereka menyukai
berbagai kemudahan dan fitur yang tersedia dalam internet banking.
Internet
banking biasanya menyediakan fitur pembayaran berbagai rekening baik
listrik, telepon, kartu kredit dan sebagainya secara online. Selain itu,
setiap saat para konsumen bisa memeriksa dan mengunduh daftar transaksi
keuangan mereka atau jumlah simpanan secara online. Di Indonesia,
internet banking telah diperkenalkan pada konsumen perbankan sejak
beberapa tahun lalu. Beberapa
bank besar baik BUMN atau swasta Indonesia yang menyediakan layanan
tersebut antara lain BCA, Bank Mandiri, Lippo Bank, Permata Bank dan
sebagainya.
Mungkin
ada orang yang ragu menggunakan internet banking lantaran cemas pada
sistem keamanan internet yang sering dibobol oleh hacker atau cracker.
Terutama sistem keamanan dengan otorisasi password yang sudah cukup aman
bagi kebanyakan situs belanja online ternyata belum dianggap aman bagi
internet banking di beberapa negara. Beberapa bank melengkapi sistem
keamanan internet banking dengan sistem tambahan seperti enkripsi dan
penggunaan password ganda yang salah satunya selalu berubah-rubah setiap
melakukan transaksi perbankan online.
Sistem
password ganda itulah yang diadopsi beberapa bank di Indonesia untuk
melindungi konsumen internet banking-nya seperti sistem KeyBCA yang
digunakan BCA. Pelanggan bank tersebut setiap ingin melakukan transaksi
perbankan lewat internet banking tidak hanya harus menggunakan PIN
(personal identification number) sebagai password, namun juga harus
menggunakan KeyBCA, semacam kalkulator elektronik untuk mengeluarkan
password yang selalu berbeda untuk mengotorisasi transaksi tersebut.
Ada
beberapa strategi lainnya untuk melindungi internet banking seperti
menggunakan pembaca kartu chip bank konsumen yang bisa mengeluarkan
password yang hanya bisa dikenali kartu tersebut. Cara lain yaitu
sertifikat digital yang dapat mengotorisasi transaksi perbankan online
dengan menghubungkannya pada peralatan fisik milik konsumen seperti
komputer atau ponsel. Memang sistem keamanan internet banking tidak
pernah 100% aman, namun penelitian menunjukkan perbankan konvensional
justru lebih rentan pada penipuan keuangan daripada internet banking.
Bidang Transportasi
Penggunaan
komputer di bidang transportasi, misalnya komputer yang digunakan untuk
mengatur lampu lalu lintas. Di Negara maju lainnya banyak kereta yang
sudah dipasang alat navigasi modern untuk menggantikan masinis melalui
penggunaan satelit dan sistem komputer. Jalan raya juga dipasang dengan
berbagai jenis sensor yang akan memberikan pesan kepada komputer pusat
untuk memudahkan pengendalian jalan raya tertentu. Selain itu, dengan
komputer semua jalur penerbangan di Bandara bisa di program dengan
komputer. Untuk menerbangkan pesawat itu sendiri membutuhkan dan harus
dilengkapi dengan komputer. Bahkan diketinggian tertentu pesawat dapat
di terbangkan dengan otomatis dengan pilot otomatis yang sudah diprogram
oleh komputer. Demikian juga penjualan tiket di terminal , bandara, dan
stasiun yang dapat dilayani dengan cepat menggunakan komputer.
Contoh
aplikasi penggunaan komputer di bidang transportasi antara lain adalah
jalur penerbangan di bandara bisa di program dengan komputer. Untuk
menerbangkan pesawat itu sendiri membutuhkan dan harus dilengkapi dengan
komputer. Bahkan diketinggian tertentu pesawat dapat di terbangkan
dengan otomatis dengan pilot otomatis yang sudah diprogram oleh
komputer.
Demikian
juga penjualan tiket di terminal , bandara, dan stasiun yang dapat
dilayani dengan cepat menggunakan komputer. Banyak negara maju
lainnyayang sudah memasang alat navigasi modern untuk menggantikan
masinis melalui penggunaan satelit dan sistem komputer di kereta. Salah
satu negara yang sudah memasang alat navigasi modern untuk menggantikan
masinis melalui penggunaan satelit dan sistem komputer di kereta adalah
negara Jepang.
Bidang Pendidikan
Dalam
dunia pendidikan teknologi pembelajaran terus mengalami perkembangan
seiring perkembangan zaman. Pada dunia pendidikan termasuk di Indonesia,
komputer sudah diperkenalkan dan digunakan pada sekolah-sekolah dari
pendidikan dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Bahkan untuk
pendidikan di kota-kota besar komputer sudah diperkenalkan sejak
anak-anak masuk taman kanak-kanak atau play group untuk bermain atau games.
Selain diigunakan sebagai alat bantu untuk pembelajaran yang
interaktif, juga bisa bersifat audiovisual untuk memudahkan proses
pembelajaran itu sendiri.
Komputer
juga memberi kemudahan dalam mencari dan menghasilkan bahan-bahan
pembelajaran secara efektif dan efisien yaitu dengan adanya perpustakaan
elektronik (e-library). Selain itu banyak peralatan laboratorium
yang dilengkapi dengan komputer sehingga alat tersebut dapat bekerja
lebih teliti dan presisi, serta dapat mengatasi kendala hambatan indra
manusia, dan bisa digunakan sebagai simulasi.
Menurut pendapat Robert Taylor ,
peranan komputer dalam pendidikan dibagi menjadi 3 bagian yaitu TUTOR,
TOOL dan TUTEE. Sebagai TUTOR, komputer berperanan sebagai pengajar
melalui pendekatan pengajaran berbantukan komputer. Penggunaan komputer
sebagai alat pembelajaran dikenali sebagai CBE (Computer Based Education).
Sebagai TOOL, komputer menjadi alat untuk memudahkan proses pengajaran
dan pembelajaran seperti konteks pengajaran berintergrasikan komputer.
Komputer juga dugunakan untuk melakukan pengolahan data proses
pembelajaran, seperti pengolahan data nilai siswa, penjadwalan,
beasiswa, dan sebagainya. Sebagai TUTEE komputer berperanan sebagai alat
yang diajar, dan bisa melakukan Tanya jawab atau dialog dengan komputer
yang biasa disebut dengan CAI (Computer Assist Instruction).
Salah
satu peranan TIK dalam dunia pendidikan saat ini adalah dengan
munculnya E-Learning (Pembelajaran Elektronik). Kemampuan internet
memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar jarak jauh (E-Learning)
menjadi lebih efektif dan efisien sehingga dapat diperoleh hasil yang
lebih baik.
E-Learning
merupakan dasar dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk
dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang
guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target
waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus
dikeluarkan oleh sebuah program pembelajaran atau program pendidikan.
Dengan
demikian e-learning dapat mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat
biaya pendidikan untuk belajar menjadi lebih ekonomis. E-learning
mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta
didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta
didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan
belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu
peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi
pembelajaran.
Dengan
adanya computer, mempermudah bagi pegawai administrasi sekolah untuk
membuat kurikulum pengajaran, jadwal pelajaran sekolah, membuat daftar
nama siswa, membuat daftar nilai siswa, membuat absen siswa, membuat
perhitungan gaji pegawai dan membuat perencanaan pengajaran bagi guru –
guru sekolah.
Mengakses
Informasi Pendidikan lewat Internet. Seiring perkembangan jaman,
Internet telah merambah ke sekolah – sekolah setingkat kecamatan,
sehingga akses informasi pun semakin mudah diperoleh untuk kemajuan
pendidikan tiap – tiap sekolah.
Bidang Kepolisian
Kepolisian
menggunakan teknologi informasi untuk melakukan berbagai aktifitas.
Contoh yang umum adalah pemanfaatan teknologi informasi untuk membuat
SIM (surat izin mengemudi). Dengan menggunakan teknologi informasi, yang
melibatkan komputer, kamera digital, perekam sidik jari, dan pencetak
kartu SIM, dimungkinkan untuk membuat SIM hanya dalam waktu singkat.
Face Recognition
Teknologi kompresi gambar memungkinkan sidik jari dapat disimpan secara elektronis dengan ukuran yang sangat kecil sehingga tidak terlalu menyita ruang dalam media penyimpanan, sedangkan teknologi pencocokan pola (pattern recognition) digunakan untuk memudahkan pencarian sidik jari yang tersimpan dalam basis data.
Teknologi pengenalan wajah (face recognition) dapat digunakan untuk mengenali wajah-wajah para pelaku tindak kriminal yang telah tersimpan dalam basis data di dasarkan oleh suatu sketsa wajah atau foto.
Face Recognition
Teknologi kompresi gambar memungkinkan sidik jari dapat disimpan secara elektronis dengan ukuran yang sangat kecil sehingga tidak terlalu menyita ruang dalam media penyimpanan, sedangkan teknologi pencocokan pola (pattern recognition) digunakan untuk memudahkan pencarian sidik jari yang tersimpan dalam basis data.
Teknologi pengenalan wajah (face recognition) dapat digunakan untuk mengenali wajah-wajah para pelaku tindak kriminal yang telah tersimpan dalam basis data di dasarkan oleh suatu sketsa wajah atau foto.
Seiring
pesatnya perkembangan teknologi informasi (TI) di Indonesia yang juga
disertai dampak negatifnya bahkan cenderung mengarah pelanggaran pidana,
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) berupaya mengimbangi dengan
membentuk satuan khusus terkait TI. Polisi pun tak mau ketinggalan jaman
dan gagap teknologi. BUKAN hanya untuk mengejar penjahat yang
memanfaatkan teknologi dalam modus operandinya, tapi juga untuk
membangun citra sumber daya manusia (SDM) Polri dan membangun
kepercayaan masyarakat bahwa Polri lebih mampu melayani, mengayomi dan
melindungi masyarakat secara profesional.
“Di Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) sendiri yang kami punya adalah telematika yang kurang lebih dapat diartikan sebagai bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan TI. Bidang itu kami pertajam lagi dengan suatu unit yang namanya Unit V TI dan Cybercrime. Hal ini menunjukkan bahwa Polri mengikuti perkembangan jaman dan pesatnya perkembangan TI untuk dapat melayani masyarakat secara optimal ,” ungkap Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol) Drs Susno Duadji, SH, MH, Msc. Bareskrim Markas Besar (Mabes) Polri sebagai garda terdepan Polri dalam melaksanakan penegakan hukum di Indonesia, terus berupaya mengimplementasikan TI. Ungkapan ini bukan sekadar basa basi, apalagi konon Polri lah yang menjadi instansi pertama di Indonesia yang menggunakan komputer sejak 1950-an silam. Maka tak heran jika hingga kini pengembangan TI di jajaran kepolisian terus dilakukan guna meningkatkan profesionalisme.
“Kami istilahkan training follow trainer untuk meningkatkan profesionalisme jajaran Polri ini khususnya dalam implementasi TI. Bentuk pelatihan TI yang paling efektif adalah dengan memantau penerapannya dan action plan. Ini semua kami lakukan untuk lebih optimal dalam melayani masyarakat,” tambah mantan Kapolda Jawa Barat ini dalam perbincangan BISKOM belum lama ini. Berikut petikannya.
Sejauh mana pemanfaataan TI di lingkungan kepolisian?
Kalau bicara TI, intansi di Indonesia yang lebih dulu memakai komputer adalah polisi. Dulu sejak tahun 1950-an, polisi sudah menggunakan komputer yang bentuknya masih tabung (transistor) yang dipasang di dinding-dinding. Tapi sayangnya, tidak terlalu berkembang dengan maksimal. Nah, kalau ditanya pemanfaatan TI sejauh mana, yang jelas Polri memandang sangat bermanfaat dan sangat membantu untuk mempercepat penyampaian informasi serta memperkecil ruangan yang digunakan untuk penyimpanan data dan dalam pengarsipan. Belum lagi TI sangat membantu untuk pendataan pembinaan karir dan personil, termasuk pendataan perkara sistematis melalui komputerisasi. Jadi, dengan pemanfaatan TI, kami akan bekerja dengan lebih tepat dan objektif. Misalnya kalau saya harus menilai masing-masing anggota penyidik dengan sistem penilaian biasa, mungkin penilaian itu akan sangat subyektif karena berdasarkan atau melibatkan perasaan.
Namun dengan adanya TI, komputer yang akan menilai seberapa besar prestasi yang sudah dicapai, berapa lama dia menyelesaikan berkas, berapa banyak klaim masyarakat yang dia terima, karena itu semua akan tercatat semuanya di komputer. Inilah yang dinamakan sistem pengendalian perkara dan sistem penilaian kinerja anggota dengan komputerisasi. Kalau polisi tidak mau atau tidak bisa memanfaatkan TI, jelas akan tertinggal dan bisa-bisa kecolongan dengan penjahat. Di samping itu semua, TI juga dapat menunjang kinerja polisi, seperti pengungkapan pelaku teroris, pendataan kejahatan lain, dan yang tak kalah penting kami berhubungan dengan dunia internasional untuk saling tukar informasi di Interpol dan beragam manfaat lainnya.
Bareskrim sudah mengembangkan aplikasi untuk sistem pengendalian perkara dan sistem penilaian kinerja anggota secara elektronik, bisa dijelaskan lebih lanjut?
Sistem Penilaian Kinerja Penyidik adalah suatu aplikasi yang memberikan solusi dalam bentuk komputerisasi penilaian kinerja penyidik. Sistem ini memberikan informasi akurat proses penyidikan tindak pidana, informasi kinerja penyidik dalam menyelesaikan laporan polisi. Sistem ini juga memberi kemudahan dalam mengkalkulasi parameter penentu hasil kinerja penyidik dan memudahkan pimpinan mengambil kebijakan. Secara garis besar aplikasi sistem pengendalian perkara elektronik memiliki fasilitas antara lain pertama, pemberkasan data laporan polisi, yang merupakan kegiatan awal untuk memberikan informasi perkembagan perkara yang sangat ditentukan oleh peran aktif operator atau penyidik dalam menginput data. Kedua, adanya Map Control, aplikasi ini memiliki 23 map atau kotak proses penyidikan mulai dari map Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP), sampai dengan map pelimpahan perkara ke instansi lain. Ketiga, penilaian kinerja penyidik, dimana proses penilaian kinerja dilaksanakan secara otomatis berdasarkan parameter-parameter yang terintegrasi dengan perkembangan laporan perkara (Map Kontrol). Proses penilaian berupa poin tiap tahapan penyidikan yang dikalkulasi dalam bentuk kriteria persentase atau indeks. Keempat, unsur penilaian kinerja yang didasari oleh input atau entry data ke dalam sistem. Dalam unsur ini dituntut peran aktif penyidik mengisi tahapan perkembangan penyidikan dalam map control yang terdiri dari parameter pendukung rumusan hasil kinerja. Kelima, hasil penilaian kinerja, yang merupakan hasil dari proses yang berkesinambungan mulai dari nilai kinerja penyidik, gabungan nilai kinerja penyidik yang nilai kinerja unit yang juga merupakan gabungan nilai kinerja direktorat.
Bagaimana agar jajaran Polri lebih professional dalam menjalankan tugasnya dengan manfaatkanTI?
Kita harus lebih intens lagi mengenalkan TI di jajaran kepolisian. Sebab kami akui masih banyak anggota yang katakanlah “gagap teknologi”. Nah, kondisi seperti ini harus kami hilangkan karena komputer sudah dirancang sedimikian rupa agar orang lebih mudah mengoperasikannya. Si polisi tidak perlu berpikir bagaimana membuat program, tapi cukup menggunakan program tersebut. Jadi, kita terus memperkenalkan dan mensosialisasikan penggunaan komputer kepada polisi, sehingga dia tertarik dan komputer menjadi suatu kebutuhan kerja serta membuat mereka menjadi computer minded.
Belum lama ini seluruh jajaran Bareskrim mendapat pelatihan khusus TI. Dalam hal apa saja?
Biasanya kalau ada peralatan baru yang menunjang tugas polisi atau ada aplikasi baru yang harus diketahui, kami memang menggelar pelatihan khusus dulu. Misalnya di lingkungan Mabes Polri ini mulai dipasangi fasilitas internet, ya kami beri pelatihan terlebih dahulu terhadap semua jajaran. Kalau memang ada gadget yang fasilitasnya bisa sangat bermanfaat untuk menunjang kinerja, kami juga mengadakan pelatihannya dan sebagainya. Hal paling utama sebelum mengimplementasikan TI memang harus didahului dengan minat yang cukup dan mereka merasa senang dengan kehadiran teknologi baru itu. Kalau sudah merasa senang, tidak begitu sulit lagi untuk mengembangkan implementasinya dan pemanfaatannya. Jadi, kami tekankan agar mereka belajar dan mulai senang menggunakannya. Kalau hal ini sudah berjalan di tingkat pusat dengan baik, maka di kepolisian di daerah pun akan mengikutinya. Saya pernah melatih jajaran kepolisian di daerah tentang penggunaan teknologi, tapi ternyata belum berkembang hasilnya. Tapi kami tidak pernah bosan dan terus melatih mereka agar mereka bisa senang, berminat dan mengaplikasikan teknologi itu dengan sendirinya. Memang, kalau sesuatu dirasakan lebih bermanfaat dan enak karena mudah menggunakannya, maka dia akan terdorong untuk mencari teknologi itu. Jadi kesimpulannya, belum semua jajaran Polri sudah menguasai TI.
“Di Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) sendiri yang kami punya adalah telematika yang kurang lebih dapat diartikan sebagai bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan TI. Bidang itu kami pertajam lagi dengan suatu unit yang namanya Unit V TI dan Cybercrime. Hal ini menunjukkan bahwa Polri mengikuti perkembangan jaman dan pesatnya perkembangan TI untuk dapat melayani masyarakat secara optimal ,” ungkap Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol) Drs Susno Duadji, SH, MH, Msc. Bareskrim Markas Besar (Mabes) Polri sebagai garda terdepan Polri dalam melaksanakan penegakan hukum di Indonesia, terus berupaya mengimplementasikan TI. Ungkapan ini bukan sekadar basa basi, apalagi konon Polri lah yang menjadi instansi pertama di Indonesia yang menggunakan komputer sejak 1950-an silam. Maka tak heran jika hingga kini pengembangan TI di jajaran kepolisian terus dilakukan guna meningkatkan profesionalisme.
“Kami istilahkan training follow trainer untuk meningkatkan profesionalisme jajaran Polri ini khususnya dalam implementasi TI. Bentuk pelatihan TI yang paling efektif adalah dengan memantau penerapannya dan action plan. Ini semua kami lakukan untuk lebih optimal dalam melayani masyarakat,” tambah mantan Kapolda Jawa Barat ini dalam perbincangan BISKOM belum lama ini. Berikut petikannya.
Sejauh mana pemanfaataan TI di lingkungan kepolisian?
Kalau bicara TI, intansi di Indonesia yang lebih dulu memakai komputer adalah polisi. Dulu sejak tahun 1950-an, polisi sudah menggunakan komputer yang bentuknya masih tabung (transistor) yang dipasang di dinding-dinding. Tapi sayangnya, tidak terlalu berkembang dengan maksimal. Nah, kalau ditanya pemanfaatan TI sejauh mana, yang jelas Polri memandang sangat bermanfaat dan sangat membantu untuk mempercepat penyampaian informasi serta memperkecil ruangan yang digunakan untuk penyimpanan data dan dalam pengarsipan. Belum lagi TI sangat membantu untuk pendataan pembinaan karir dan personil, termasuk pendataan perkara sistematis melalui komputerisasi. Jadi, dengan pemanfaatan TI, kami akan bekerja dengan lebih tepat dan objektif. Misalnya kalau saya harus menilai masing-masing anggota penyidik dengan sistem penilaian biasa, mungkin penilaian itu akan sangat subyektif karena berdasarkan atau melibatkan perasaan.
Namun dengan adanya TI, komputer yang akan menilai seberapa besar prestasi yang sudah dicapai, berapa lama dia menyelesaikan berkas, berapa banyak klaim masyarakat yang dia terima, karena itu semua akan tercatat semuanya di komputer. Inilah yang dinamakan sistem pengendalian perkara dan sistem penilaian kinerja anggota dengan komputerisasi. Kalau polisi tidak mau atau tidak bisa memanfaatkan TI, jelas akan tertinggal dan bisa-bisa kecolongan dengan penjahat. Di samping itu semua, TI juga dapat menunjang kinerja polisi, seperti pengungkapan pelaku teroris, pendataan kejahatan lain, dan yang tak kalah penting kami berhubungan dengan dunia internasional untuk saling tukar informasi di Interpol dan beragam manfaat lainnya.
Bareskrim sudah mengembangkan aplikasi untuk sistem pengendalian perkara dan sistem penilaian kinerja anggota secara elektronik, bisa dijelaskan lebih lanjut?
Sistem Penilaian Kinerja Penyidik adalah suatu aplikasi yang memberikan solusi dalam bentuk komputerisasi penilaian kinerja penyidik. Sistem ini memberikan informasi akurat proses penyidikan tindak pidana, informasi kinerja penyidik dalam menyelesaikan laporan polisi. Sistem ini juga memberi kemudahan dalam mengkalkulasi parameter penentu hasil kinerja penyidik dan memudahkan pimpinan mengambil kebijakan. Secara garis besar aplikasi sistem pengendalian perkara elektronik memiliki fasilitas antara lain pertama, pemberkasan data laporan polisi, yang merupakan kegiatan awal untuk memberikan informasi perkembagan perkara yang sangat ditentukan oleh peran aktif operator atau penyidik dalam menginput data. Kedua, adanya Map Control, aplikasi ini memiliki 23 map atau kotak proses penyidikan mulai dari map Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP), sampai dengan map pelimpahan perkara ke instansi lain. Ketiga, penilaian kinerja penyidik, dimana proses penilaian kinerja dilaksanakan secara otomatis berdasarkan parameter-parameter yang terintegrasi dengan perkembangan laporan perkara (Map Kontrol). Proses penilaian berupa poin tiap tahapan penyidikan yang dikalkulasi dalam bentuk kriteria persentase atau indeks. Keempat, unsur penilaian kinerja yang didasari oleh input atau entry data ke dalam sistem. Dalam unsur ini dituntut peran aktif penyidik mengisi tahapan perkembangan penyidikan dalam map control yang terdiri dari parameter pendukung rumusan hasil kinerja. Kelima, hasil penilaian kinerja, yang merupakan hasil dari proses yang berkesinambungan mulai dari nilai kinerja penyidik, gabungan nilai kinerja penyidik yang nilai kinerja unit yang juga merupakan gabungan nilai kinerja direktorat.
Bagaimana agar jajaran Polri lebih professional dalam menjalankan tugasnya dengan manfaatkanTI?
Kita harus lebih intens lagi mengenalkan TI di jajaran kepolisian. Sebab kami akui masih banyak anggota yang katakanlah “gagap teknologi”. Nah, kondisi seperti ini harus kami hilangkan karena komputer sudah dirancang sedimikian rupa agar orang lebih mudah mengoperasikannya. Si polisi tidak perlu berpikir bagaimana membuat program, tapi cukup menggunakan program tersebut. Jadi, kita terus memperkenalkan dan mensosialisasikan penggunaan komputer kepada polisi, sehingga dia tertarik dan komputer menjadi suatu kebutuhan kerja serta membuat mereka menjadi computer minded.
Belum lama ini seluruh jajaran Bareskrim mendapat pelatihan khusus TI. Dalam hal apa saja?
Biasanya kalau ada peralatan baru yang menunjang tugas polisi atau ada aplikasi baru yang harus diketahui, kami memang menggelar pelatihan khusus dulu. Misalnya di lingkungan Mabes Polri ini mulai dipasangi fasilitas internet, ya kami beri pelatihan terlebih dahulu terhadap semua jajaran. Kalau memang ada gadget yang fasilitasnya bisa sangat bermanfaat untuk menunjang kinerja, kami juga mengadakan pelatihannya dan sebagainya. Hal paling utama sebelum mengimplementasikan TI memang harus didahului dengan minat yang cukup dan mereka merasa senang dengan kehadiran teknologi baru itu. Kalau sudah merasa senang, tidak begitu sulit lagi untuk mengembangkan implementasinya dan pemanfaatannya. Jadi, kami tekankan agar mereka belajar dan mulai senang menggunakannya. Kalau hal ini sudah berjalan di tingkat pusat dengan baik, maka di kepolisian di daerah pun akan mengikutinya. Saya pernah melatih jajaran kepolisian di daerah tentang penggunaan teknologi, tapi ternyata belum berkembang hasilnya. Tapi kami tidak pernah bosan dan terus melatih mereka agar mereka bisa senang, berminat dan mengaplikasikan teknologi itu dengan sendirinya. Memang, kalau sesuatu dirasakan lebih bermanfaat dan enak karena mudah menggunakannya, maka dia akan terdorong untuk mencari teknologi itu. Jadi kesimpulannya, belum semua jajaran Polri sudah menguasai TI.
Bidang Pertanian
Dalam
menghadapi era globalisasi, sudah sepantasnya mahasiswa calon sarjana
yang kelak terjun dalam dunia kerja untuk mengetahui dan menguasai
penggunaan komputer. Sebab seperti yang dipaparkan diatas bahwa manfaat
komputer cukup beragam yang pada intinya mempermudah kegiatan manusia di
segala bidang seperti di bidang industri, pendidikan, kedokteran,
perbankan, transportasi, telekomunikasi, lingkungan, ekologi, serta
pertanian. Dalam bidang pertanian dimana kini pertanian bukan lagi dalam
hal mencangkul dan menanam di sawah, lebih dari itu teknologi komputer
pun mulai diterapkan dalam bidang pertanian dengan tujuan mempermudah
kegiatan-kegiatan pertanian.
Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di bidang pertanian semakin penting.
E-Pertanian
adalah bidang muncul berfokus pada peningkatan pembangunan pertanian
dan pedesaan melalui informasi yang ditingkatkan dan proses komunikasi.
Lebih khusus lagi, e-Pertanian melibatkan konseptualisasi, desain,
pengembangan, evaluasi dan penerapan cara-cara inovatif untuk
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) pada domain
pedesaan, dengan fokus utama pada pertanian. EPertanian adalah istilah
yang relatif baru dan kami sepenuhnya berharap ruang lingkup untuk
berubah dan berkembang sebagai pemahaman kita daerah tumbuh.
E-Pertanian
adalah salah satu baris aksi diidentifikasi dalam deklarasi dan rencana
aksi dari KTT Dunia tentang Masyarakat Informasi (WSIS). "Agenda Tunis
untuk Masyarakat Informasi," diterbitkan pada tanggal 18 November 2005,
menekankan peran memfasilitasi terkemuka yang badan-badan PBB harus
bermain dalam pelaksanaan Rencana Aksi Geneva. Pertanian dan Organisasi
Pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa ( FAO ) telah menugaskan tanggung
jawab mengorganisir kegiatan yang berkaitan dengan garis tindakan
berdasarkan C.7 Aplikasi ICT di E-Pertanian.
Tahapan
utama dari pertanian industri adalah: Tanaman budidaya , manajemen air ,
Pupuk Aplikasi, fertigasi , manajemen Hama , panen , pasca panen
penanganan, pengangkutan makanan / produk makanan , Kemasan , Makanan
pelestarian , pengolahan Makanan / penambahan nilai, Makanan manajemen
mutu , keamanan pangan , Makanan penyimpanan , Makanan pemasaran .
Seluruh
stakeholder industri pertanian memerlukan informasi dan pengetahuan
tentang tahapan untuk mengelola secara efisien. Setiap sistem yang
diterapkan untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan untuk membuat
keputusan dalam setiap industri harus memberikan yang akurat, lengkap,
informasi ringkas dalam waktu atau tepat waktu. Informasi yang diberikan
oleh sistem harus dalam bentuk user-friendly, mudah diakses,
biaya-efektif dan terlindung dengan baik dari akses yang tidak sah.
Teknologi
Informasi dan Komunikasi (ICT) dapat memainkan peran penting dalam
memelihara sifat-sifat yang disebutkan di atas informasi seperti itu
terdiri dari tiga teknologi utama. Mereka adalah: Teknologi Komputer,
Teknologi Komunikasi dan Teknologi Informasi Manajemen. Teknologi ini
diterapkan untuk pengolahan, pertukaran dan pengelolaan data, informasi
dan pengetahuan.
Aplikasi yang disediakan oleh ICT yang mempunyai kemampuan untuk:
· Rekam teks, gambar, foto, audio, video, deskripsi proses, dan informasi lainnya dalam format digital,
· Duplikat yang tepat menghasilkan informasi tersebut pada biaya yang jauh lebih rendah,
· Transfer informasi dan pengetahuan cepat jarak yang besar melalui jaringan komunikasi.
· Mengembangkan algoritma standar untuk sejumlah besar informasi yang relatif cepat.
· Mencapai
lebih besar interaktivitas dalam berkomunikasi, mengevaluasi,
memproduksi dan berbagi informasi yang berguna dan pengetahuan.
0 comments:
Post a Comment