Pages

Monday, April 28, 2014

Tujuan Ilmu Budaya Dasar Dan Kepribadian Bangsa Timur

TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR
A. TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR

         Ilmu Budaya Dasar bertujuan untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Sebagaimana dikemukakan di atas, penyajian Ilmu Budaya Dasar (IBD) tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pe­ngetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji msalah-masalah manusia dan kebudayaan, Dengan demikian jelas bahwa matakuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik seorang pakar dalam salah satu bidang keahlian (disiplin) yang termasuk. dalam pengetahuan budaya, akan tetapi Ilmu Budaya Dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan...

kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitar­nya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.Dan bahwa dalam masyarakat yang berkabung semakin Cepat dan rumit ini, mahasiswa harus mcngalami pergeseran nilai-nilai yang , mungkin sekali dapat membuatnya masa bodoh atau putus asa, suatu sikap yang tidak selayaknya dimiliki oleh seorang terpelajar. Bagaimanapun juga, mahasiswa adalah orang-orang muda yang sedang mempelajari cara memberikan tanggapan dan penilaian terhadap apa saja yang terjadi atas dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya. Sudah barang tentu ia perlu dibimbing untuk menemukan cara terbaik yang sesuai dengan dirinya sendiri tanpa harus mengorbankan masyarakat dan alam sekitarnya. Secara tidak langsung  Budaya Dasar akan membantu mereka untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.Berpijak dari hal di atas, tujuan matakuliah Ilmu Budaya Dasar adalah untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya berkenaan dengan kebudayaan, agar daya tangkap, persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa dapat menjadi lebih halus. Untuk bidang menjangkau tujuan tersebut di atas.

B. ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI BAGIAN DARI MATA KULIAH DASAR UMUM

        Ilmu Budaya Dasar termasuk salah satu komponen dari sejumlah mata kuliah dasar umum (MKDU). Secara khusus MKDU bertujuan untuk menghasilkan sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut :

>Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tndakannya mencerminkan pengamalan nilai-nilai Pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.

>Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.

>Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan kehidupan baik social, ekonomi, politik, kebudayaan, maupun pertahanan keamanan.

>Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-sama mampu berperan serta didalam pelestariannya.

C. PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR

Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

IBD termasuk kelompok pengetahuan budaya, lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof.Dr.Harsya Bachtiar menegmukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam 3 kelompok besar, yaitu :

>Ilmu-ilmu Alamiah (Natural Science)
Bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah. Caranya dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan. Yang termasuk ilmu-ilmu alamiah yaitu fisika, kimia, astronomi, kedokteran, biologi. Hasil penelitiannya 100% benar dan 100% salah.

>Ilmu-ilmu Sosial (Social Science)
Bertujuan untuk mengkaji keteraturan-0keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Digunakan metode alamiah pula dalam hal ini. Yang termasuk ilmu-ilmu sosial yaitu ilmu politik, ekonomi, sosiologi, psikologi, demografi, dsb. Hasil penelitiannya tidak mungkin 100% benar.

>Pengetahuan Budaya (The Humanities)
Bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, lalu diberi arti.

Pengetahuan budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian seni dan filsafat. Sedangkan IBD (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dari memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.


D. RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR
Dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, yaitu :

>1.Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) di dalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.

2. Hakekat manusia yanf satu atau universal, akan tetapi yang beranekaragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam, sosial, dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-kesamaan, akan tetapi juga ketidakseragaman yang diungkapkan secara tidak seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran, perasaan, tingkah laku, dan hasil kelakuan mereka.

Manusia menempati posisi sentral sebagai objek pengkajian dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :
>Manusia dan cinta kasih
>Manusia dan keindahan
>Manusia dan penderitaan
>Manusia dan keadilan
>Manusia dan pandangan hidup
>Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
>Manusia dan kegelisahan
>Manusia dan harapan
Kepribadian Bangsa Timur
Kebudayaan Indonesia adalah satu kondisi manjemuk karena ia bermodalkan berbagai kebudayaan lingkungan wilayah yang berkembang menurut tuntutan sejarahnya sendiri-sendiri. Pengalaman serta kemampuan wilayah-wilayah itu memberikan jawaban terhadap masing-masing tantangan itulah yang memberikan bentuk, shape, dari kebudayaan itu. Juga proses sosialisasi yang kemudiandikembangkan dalam kerangka masing-masing kultur itu memberi warna kepada kepribadian yang muncul dari lingkungan wilayah budaya itu.



Kepribadian dan Kebudayaan bangsa Timur
Saat pertama kali kita mendengar bangsa timur, maka yang pertama kali terlintas di pikiran kita adalah orang yang memiliki kulit sawo matang, atau berkulit putih, bermata sipit dan juga ciri-ciri fisik lain yang merupakan ciri khas dari bangsa timur/orang-orang asia pada umumnya. 
Namun sebenarnya banyak sekali hal-hal lain dari bangsa timur yang menarik diulas lebih mendalam. Contohnya saja kepribadiannya.
Bangsa timur terkenal dengan sifatnya yang ramah, bersahabat, tidak individualis, dan saling tolong menolong satu sama lain. Bangsa timur pun umumnya memiliki sifat toleransi yang tinggi.
Kepribadian bangsa timur pun identik dengan tutur kata yang lembut dan sopan dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang memiliki kepribadian yang unik. Misalnya, orang Jepang selalu membungkukkan badan mereka tanda hormat apabila bertemu dengan orang lain.
Bangsa timur biasanya masih tinggal serumah dengan orang tua mereka meskipun mereka telah berkeluarga.
Bangsa timur masih memiliki kebiasaan dan adat istiadat yang masih sangat kental. Contohnya saja negara Korea. Mereka masih menggunakan  hanbok pada saat-saat hari penting. Misalnya seollal/ tahun baru Korea, ulang tahun anak pertama ( doljanchi), pernikahan, dan festival-festival yang biasa dirayakan di Korea. Hanbok merupakan pakaian tradisional yang berwarna cerah, berlapis-lapis, dengan garis sederhana dan tidak memiliki saku. Hanbok terbagi atas Jeogori (baju bagian atas), baji (celana panjang), chima (rok wanita), dan heoritti (sebagai korset untuk wanita).
Dan pada saat pernikahan umumnya kedua mempelai diwajibkan minum soju. Soju adalah arak tradisional Korea yang terbuat dari beras yang telah di fermentasi.
Bangsa timur pun masih sangat percaya dengan mitos. Misalkan di Jepang, orang-orang biasanya menikah di musim semi berharap pernikahan mereka akan bahagia. Atau yang lebih parah lagi, mereka sangat percaya dengan dukun/paranormal. Jepang, meskipun sudah menjadi negara maju, namun masyarakatnya masih sangat percaya dengan mistis. Tepatnya di provinsi Okinawa. Hampir setiap tempat di Okinawa dapat dengan mudah di temui utaki (hutan keramat). Oleh penduduk setempat utaki di percaya sebagai tempat bersemayamnya nenek moyang. Mereka pun sering melakukan ritual khusus. Seperti memohon rejeki, umur panjang, dll.
Selain itu bangsa timur memiliki hubungan yang baik satu sama lain. Meskipun begitu, baru sedikit negara bangsa timur yang sudah maju perekonomiannya. Seperi Singapura, Korea dan Jepang. Selain itu, negara lain masih tertinggal. 

Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan kepribadian Indonesia ialah : Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.
Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang ditentukan oleh kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat, lingkungan dan suasana waktu sepanjang masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak dahulu kala bergaul dengan berbagai peradaban kebudayaan bangsa lain (Hindu, Tiongkok, Portugis, Spanyol, Belanda dan lain-lain) namun kepribadian bangsa Indonesia tetap hidup dan berkembang. Mungkin di sana-sini, misalnya di daerah-daerah tertentu atau masyarakat kota kepribadian itu dapat dipengaruhi oleh unsur-unsur asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup dalam kepribadiannya sendiri. Bangsa Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-bangsa lain. Apabila kita memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan tampak dengan jelas bahwa tiap sila Pancasila itu adalah pencerminan dari bangsa kita.


Demikianlah, maka Pancasila yang kita gali dari bumi Indonsia sendiri merupakan :
a. Dasar negara kita, Republik Indonesia, yang merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di negara kita.
b. Pandangan hidup bangsa Indonesia yang dapat mempersatukan kita serta memberi petunjuk dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya.
c. Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, karena Pancasila memberikan corak yang khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta merupakan ciri khas yang dapat membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang lain. Terdapat kemungkinan bahwa tiap-tiap sila secara terlepas dari yang lain bersifat universal, yang juga dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan tetapi kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
d. Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
e. Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat Indonesia menjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang kita junjung tinggi, bukan sekedar karena ia ditemukan kembali dari kandungan kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia yang terpendam sejak berabad-abad yang lalu, melainkan karena Pancasila itu telah mampu membuktikan kebenarannya setelah diuji oleh sejarah perjuangan bangsa.
Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini maka Pancasila hanya akan merupakan rangkaian kata-kata indah yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945, yang merupakan perumusan yang beku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan bangsa kita.
Apabila Pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata, tidak kita rasakan wujudnya dalam kehidupan sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya akan kabur dan kesetiaan kita kepada Pancasila akan luntur. Mungkin Pancasila akan hanya tertinggal dalam buku-buku sejarah Indonesia. Apabila ini terjadi maka segala dosa dan noda akan melekat pada kita yang hidup di masa kini, pada generasi yang telah begitu banyak berkorban untuk menegakkan dan membela Pancasila.



Akhirnya perlu juga ditegaskan, bahwa apabila dibicarakan mengenai Pancasila, maka yang kita maksud adalah Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawratan / perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 itulah yang kita gunakan, sebab rumusan yang demikian itulah yang ditetapkan oleh wakil-wakil bangsa Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Seperti yang telah ditunjukkan oleh Ketetapan MPR No. XI/MPR/1978, Pancasila itu merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima silanya. Dikatakan sebagai kesatuan yang bulat dan utuh, karena masing-masing sila dari Pancasila itu tidak dapat dipahami dan diberi arti secara sendiri-sendiri, terpisah dari keseluruhan sila-sila lainnya. Memahami atau memberi arti setiap sila-sila secara terpisah dari sila-sila lainnya akan mendatangkan pengertian yang keliru tentang Pancasila.



Kesimpulan dan Saran

Pada akhirnya, kembali kepada individu masing-masing, sebab kepribadian bangsa terbentuk dari kepribadian segenap rakyatnya. Tak perlu terlalu berharap berlebih-lebihan kepada pemerintah untuk “sekedar” menunjukkan ke-Indonesiaan, atau untuk mengangkat muka tinggi-tinggi dihadapan para “penjarah”. Terapkan nilai-nilai kebajikan hidup dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan negara dalam kehidupan bersosialisasi, perdagangan, politik, budaya dan lainnya. Tunjukkan bahwa keramah-tamahan, lapang dada, berjiwa besar nilai-nilai kebajikan hidup lainnya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, adalah kekayaan budaya sesungguhnya yang tak pernah bisa dijarah atau diklaim oleh pihak luar manapun, kecuali, mereka mempelajarinya dari contoh-contoh yang kita berikan

0 comments:

Post a Comment